Jumat, 03 Juni 2011

BATIK SITUBONDO

Batik adalah produk industri kerajinan yang kita punya. Batik pernah menghebohkan komunikasi antar dua bangsa serumpun, Indonesia-Malaysia. Begitu dahsyatnya batik, membuat dua negara saling adu gengsi untuk mempertahankan pengakuan masing-masing.

Perdebatan
Ketika mengantarkan terapi istri saya ke seorang teman, kami melewati sebuah pesantren yang sedang memproduksi batik. Ada yang sedang mendesign dengan cara menggambar di kain, ada yang sedang menjemur batik – tampaknya – yang sudah jadi.
Sampai di tempat terapi, kami disambut oleh istri teman saya. Ia mengatakan kalau suaminya lagi membatik di rumah seorang teman. “Tapi tidak masalah, toh yang akan menerapi istri pak Win itu saya”, begitu kata istri teman saya.
Karena merasa tidak nyaman, saya telpon teman saya. “Oke bos, biar saya pulang”, kata teman saya di seberang telpon. Tak lama, teman saya datang dengan tangan dan baju yang kotor. Ia pasti lagi bekerja, pikir saya.
Kami pun basa basi. Karena keingintahuan saya, saya bilang agar saya diajak ke tempat pembatikan. Ia setuju.
Di tempat pembatikan, teman saya begitu lancar cerita tentang proses membatik. Diawali dengan design pada kain, diberi malam – benda padat yang akan mencair bila dipanaskan, yang digunakan sebagai sarana pembatikan – sampai pewarnaan, peluruhan, dan penjemuran. Ia juga membandingkan kualitas sampai harga batik yang ada di Situbondo.
Sesampai di rumah saya merenungi pernyataan-pernyataan teman saya. Di Situbondo ada berbagai corak batik, bercorak bebas, bercorak Madura, bercorak Situbondo, dan entah bercorak apalgi saya tidak tahu.
Teman saya bilang, kita mengklaim bahwa corak batik Situbondo adalah batik yang memiliki motif kerang. Pertanyaan mendasar yang dapat kita ajukan, benarkah motif batik kerang adalah corak batik Situbondo. Mengapa di tengah alun-alun kita justru terdapat perahu layar sebagai maskot Situbondo. Mengapa tidak kerang saja yang kita jadikan maskot di tengah alun-alun kita.
Masih kata teman saya, atau kita harus berkilah, maskot Situbondo untuk batik ya kerang, sedangkan maskot Situbondo ya perahu layar. Kalau itu yang dijadikan argumentasi, mengapa di Situbondo ada patung udang di barat desa Wringinanom. Mestinya patung perahu layar juga yang harus kita bangun di sana, bukan patung udang.
Tampaknya kita harus duduk bersama – para pemangku kepentingan batik – untuk segera merumuskan corak batik Situbondo. Kita harus menggali bersama-sama, corak apa yang akan kita jadikan maskot batik Situbondo. Pemerintah Kabupaten Situbondo (PKS) kemudian menetapkannya melalui keputusan Bupati tentang batik Situbondo. Bilamana perlu, kita patenkan corak batik Situbondo.

Kebijakan dan Efek Bola Salju
PKS patut bergembira melihat geliat batik Situbondo. Ada beberapa sentra batik yang saya ketahui: di desa Selowogo, di desa Peleyan Kapongan, di desa Paowan, dan di desa Kilensari. Di luar yang saya sebutkan, saya belum tahu. Kita bayangkan satu sentra batik dapat menyerap 25 orang tenaga kerja, maka kita telah menambah jumlah tenaga kerja, yang berarti pula kita telah mengurangi jumlah angka pengangguran.
Ada baiknya PKS membuat kebijakan yang menunjang dan meningkatkan perputaran batik Situbondo. Kebijakan pertama yang perlu dibuat adalah dengan melakukan pembinaan di setiap sentra-sentra batik yang ada. Pembinaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas batik Situbondo, yang sementara ini - tentu - relatif tidak sama antara satu sentra dengan sentra yang lain.
Kedua, PKS perlu memberikan bantuan permodalan bagi pengembangan batik Situbondo dengan cara yang mudah dan bunga rendah. Yang saya ketahui, sentra batik-sentra batik itu belum memiliki perizinan usaha, sehingga akan mengalami kesulitan bila mengajukan kredit modal ke perbankan secara langsung. Oleh karena itu, perlu intervensi PKS dalam permodalan sentra batik Situbondo melalui APBD.
Ketiga, PKS perlu memberikan proteksi terhadap sentra-sentra batik Situbondo. Artinya, seluruh SKPD maupun sekolah yang mempergunakan batik sebagai uniform, harus memesan ke sentra batik Situbondo. Sentra batik mana tempat memesan, itu masalah teknis yang mudah diatur.
Dengan tiga kebijakan di atas, maka PKS akan menggerakkan sektor ekonomi kerakyatan dan mengurangi angka pengangguran terbuka. Semakin kuat sentra batik Situbondo maka akan semakin besar gerakan ekonomi kerakyatan dan semakin banyak mengurangi angka pengangguran terbuka.

Penutup
Batik Situbondo merupakan kekayaan kita. Kita sendiri yang harus menjaga dan mengembangkannya. Kalau bukan kita, siapa lagi. Ya nggak ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;